Syalom......

Persekutuan Eklesia ini didirikan atas dasar kerinduan dari umat-umat Allah yang rindu untuk menyatakan kasih kristus melalui sebuah persekutuan yang terus membangun iman, saling menguatkan dan saling mengingatkan untuk hidup sesuai dengan Firman Allah terlebih lagi untuk menyembah dalam Roh dan Kebenaran.

“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” (Yohanes 4 : 23 – 24)

Senin, 17 Januari 2011

SEKTE DAN ALKITAB


“Sola Scriptura.” Itulah salah satu tema yang dihasilkan oleh Reformasi yang   dikenang   setiap  tanggal  31  Oktober  sebelum  memasuki  bulan Nopember  mengenang  reformasi yang dirintis oleh Martin Luther pada tanggal 31 Oktober tahun 1517.


Ditengah kebiasaan gereja massa itu yang terlalu menekankan tradisi disamping Alkitab  sehingga menghasilkan berbagai penyimpangan seperti penyembahan patung dan nenek moyang, Luther menekankan trio mottonya yang terkenal: “Sola Gratia, Sola Fidei, Sola Scriptura” dengan tujuan agar kita kembali kepada Alkitab (kanon 66 kitab) saja sebagai sumber pengajaran dan tingkah laku umat beriman.

Sejalan dengan itu sekte-sekte pada abad XIX disamping sikap dasar mereka yang eksklusif dan elitis yang ‘menganggap diri sendiri benar dan lainnya salah’, mulai ada kecenderungan untuk bergeser dari Alkitab, atau Alkitab plus/minus, baik menambah-nambahi otoritas Alkitab dengan nubuatan atau wahyu dan buku lain, atau mengurangi peran Alkitab dengan hanya menekankan PL atau menolak otoritas Surat Paulus. Bila di kalangan gereja-gereja yang menerima Alkitab sebagai satu-satunya otoritas masih bisa dihasilkan berbagai versi penafsiran yang menghasilkan dogma berbeda, kita melihat bahwa kalau bergeser dari Alkitab konsekwensinya adalah mengarah kepada penyimpangan yang lebih jauh lagi.
MENJAUH DARI AJARAN ALKITAB
Aliran Mormon dirintis Joseph Smith sekalipun masih menerima Alkitab sebagai kitab suci namun mulai bergeser kepada nubuatan tokoh yang dikultuskan yang menghasilkan The Book of Mormon yang dalam prakteknya mendapat prioritas diatas Alkitab. The Book of Mormon menceritakan sejarah Israel yang berbeda dimana ada suku Israel yang terhilang hijrah ke benua Amerika menghasilkan dua keturunan berkulit putih dan merah (Indian) dan Yesus mengunjungi mereka dan mendorong pengikutnya menerima The Book of Mormon sebagai firman Tuhan.
Aliran Advent dirintis William Miller sekalipun masih menerima Alkitab dengan ajaran trinitarian mulai menekankan nubuatan mengenai akhir zaman dalam Alkitab PL, ia yakin bahwa ia mendengar suara Allah sehingga diberi pengertian akan akhir zaman khususnya dari kitab Daniel sehingga meramalkan akhir zaman terjadi pada tahun 1843 (diundur 1844). Tahun 1844 yang tidak tergenapi menjadi ‘hari kekecewaan agung.’
Aliran Advent diteruskan murid William Miller berbakat yaitu Mrs. Ellen G. White. Ia tetap menerima Alkitab dan ajaran trinitarian menekankan nubuatan akhir zaman Miller namun lebih lagi menekankan nubuat yang diterimanya sendiri khususnya Hukum ke-IV mengenai ‘Hari Sabat’ dan terpengaruh Zionisme/Judaisme yang pada abad XIX banyak menyebarkan sayapnya di Amerika Serikat sehingga kembali menekankan Alkitab PL terutama ajaran Taurat mengenai Hari Sabat, Makanan Halal-Haram, dan Tiga Macam Amanat Malaekat. Disini kita melihat pergeseran menuju ‘Alkitab plus’ yaitu penekanan nubuatan tokoh yang dinabikan dan dikultuskan sebagai berotoritas diluar Alkitab. Tafsiran dan nubuatan Mrs. White kemudian dibukukan terutama buku Testimonies for the Church (9 jilid) dan menjadi dasar aliran 7th day Adventist (1860). Alkitab Advent Hari Ketujuh dalam bahasa Indonesia di jilid bersama dengan buku pengajaran yang didasarkan doktrin tersebut.
Seorang pengikut Adventisme bernama Charles Taze Russel lebih jauh lagi bergeser dari Alkitab yang digunakan gereja-gereja. Semula ia menerima nubuatan Miller mengenai ajaran trinitarian dan akhir zaman, namun mengadakan perhitungan sendiri dan menghasilkan ramalan bahwa setelah masa persiapan 40 tahun sejak 1874 akhir zaman terjadi pada tahun 1914 (oleh penerusnya kemudian digeser menjadi tahun 1925 dan 1975, dan kemudian kembali tahun 1914 dengan penafsiran baru). Berbeda dengan Miller yang menganut trinitarian Russel menganut unitarian/arian, Russel merintis aliran Bible Students yang kemudian oleh penerusnya dinamakan Jehovah Witnesses (1931, Saksi-Saksi Yehuwa). Ia menulis buku utama berjudul Studies in the Scriptures (7 jilid) yang kemudian dianggap lebih berotoritas dari Alkitab. Bukan hanya itu, lama kelamaan JW mulai bergeser dari Alkitab dan menganggap Alkitab sebagai salah terjemahannya kemudian menerbitkan Alkitab sendiri.
KITAB SUCI BARU
Alkitab JW dinamakan New World Translation of the Holy Scripture (NW, Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru) dengan beberapa bagian yang disimpangkan, seperti: (1) memasukkan nama Jehovah dalam PB dan beberapa ayat lain;  (2) Mengganti terjemahan dengan tafsiran (Kej.1:2, Ruach Elohim diterjemahkan Tenaga Aktif Allah, Roh Kudus ditafsirkan ‘tenaga aktif Allah’); (3) Menambah terjemahan dengan kata yang dalam naskah asli tidak ada (kata ‘a’ [suatu] ditambahkan didepan kata ‘God’ (Allah) sehingga Yesus disebut ‘suatu Allah,’dan kata ‘other’ ditambahkan dalam Kol.1:15-18 sehingga ditafsirkan Yesus adalah ciptaan seperti yang ‘lain.’); (4) kata ‘brachu’ (seketika) tidak diterjemahkan sehingga ditafsirkan ‘Yesus lebih rendah dari malaekat jadi juga ciptaan.’); (5) dll. Dari cara pandang demikian Kitab Suci yang sudah ditambah kurangi ini terbentuklah ajaran yaitu a.l.: Nama Allah adalah Jehovah (Yehuwa); Yesus ciptaan pertama lebih rendah dari Allah; Roh Kudus Tenaga Aktif Allah; SSY akan diselamatkan dengan hidup kekal dan non-SSY akan dimusnahkan; dan 144.000 SSY masuk sorga sisa SSY ke firdaus di bumi.
Dari pengikut Miller, lahir Sabatarian yang lain yaitu Church of God 7th day pada waktu sekitar pembentukan 7th day Adventist (bukan Church of God, gereja Pentakosta tertua yang trinitarian, 1884). Aliran ini menolak ramalan akhir zaman Miller dan menolak kenabian Mrs. White dan ramalan-ramalannya, dan berbeda dengan 7th day Adventist yang trinitarian, COG 7th day menganut binitarian dan arian. Allah binitarian ‘God the father’ dan ‘Jesus the son’ tetapi Yesus lebih rendah dalam ranking, dan arian karena mempercayai bahwa holy spirit hanya daya batin Allah.
COG 7th day kemudian terpecah-pecah dalam banyak aliran yang terpengaruh Yudaisme diawali dengan nama Assembly of Yahweh sejak 1930-an dan menekankan pemulihan nama YHWH dan kembali ke akar yahudi / Taurat PL, pecahan-pecahan mana kemudian dikenal sebagai Sacred Name Movement (Gerakan Nama Suci). Ada yang menganut binitarian, sabelian (Yesus adalah YHWH), tetapi umumnya arian (roh kudus sekedar daya batin Allah). Dalam hubungan dengan Alkitab, semula SNM masih menggunakan Alkitab namun kemudian memasukkan nama YHWH ke dalamnya mengikuti kebiasaan JW (SSY).
Mereka semula masih menggunakan KJV kemudian menerbitkan sendiri Holy Name Bible pada tahun-tahun sekitar tahun-tahun penerbitan NW (PB 1950, PL 1960) dengan tetap menggunakan naskah KJV dan hanya mengganti nama Kurios (yun, LORD inggeris dan TUHAN indonesia). Kebiasaan Sacred Name Movement adalah menggunakan Kitab Suci yang ada dan memplagiasinya dengan hanya mengganti nama-nama Tuhan (terutama mencangkokkan nama suci YHWH) dan beberapa kata-kata lain secara terbatas. Setidaknya sekarang di Amerika Serikat, sudah ada belasan Holy Name Bible yang menggunakan terjemahan yang sudah ada dan menggantinya dengan nama-nama Tuhan, bahkan yang menarik, ada yang masih tidak puas dengan berbagai ejaan YHWH, melainkan ingin menggunakan bahasa asli Ibraninya ‘Tetragrammaton,’ malah lebih lagi The Scriptures yang diterbitkan di Afrika Selatan ingin menggantinya bukan dengan tetragrammaton Ibrani melainkan ‘Ibrani Kuno’ yaitu yang masih menggunakan abjad Funisia!
Di Indonesia Gerakan Nama Suci masuk sejak 3 dasawarsa yang lalu dan setidaknya dalam 7 tahun terakhir terbit 3 versi Kitab-Kitab Suci Baru yaitu Kitab Suci Torat dan Injil (TDI, 2000), Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan (UPT, 2002), dan Kitab Suci Indonesian Literal Translation (ILT,2007). Sekalipun tidak ada yang mengaku dengan jujur, bila kita membandingkan ketiganya dengan terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) kita segera melihat bahwa ketiganya menggunakan sebagai dasar terjemahan LAI (lihat artikel Kitab-Kitab Suci Baru dalam www.yabina.org). Namun sekalipun sudah terbit tiga versi, tidak ada yang sepakat sepenuhnya dalam menerjemahkan nama-nama itu sekalipun sama ingin memulihkan nama YHWH.
Penggantian nama YHWH (Ibr, LXX & PB yun = KURIOS, LAI = TUHAN [PL] dan Tuhan [PB] sesuai ejaan Massoret [adonai]), TDI menerjemahkannya YAHWE, UPT = YAHWEH, dan ILT = YAHWEH ). Elohim (Ibr, LXX & PB yun = Theos, LAI = Allah) diterjemahkan TDI = Eloim, UPT = Tuhan, ILT = Elohim), Iesous (yun, Yesus dalam LAI) diterjemahkan TDI = Yesua, UPT = Yesus, dan ILT = YESUS). Umumnya nama Kitab PL & PB mengikuti terjemahan LAI (kecuali TDI mengganti Yohanes dengan Yokhanan, Musa = Mose, dll). ILT juga menerjemahkan beberapa kata lainnya sekalipun masih banyak mengutip secara literal terjemahan Alkitab LAI.
Akhirnya . . .
Setelah kita mempelajari perilaku sekte-sekte diatas, kita dapat melihat bahwa mereka tidak menerima Alkitab secara tulus tetapi ingin menerjemahkan dengan memasukkan ajaran mereka masing-masing ke dalamnya (eisegese bukan exegese) sehingga berbeda dengan Alkitab (Bible) yang merupakan buku pegangan ajaran dan tingkah laku umat, Kitab Suci Baru yang dikeluargan sekte-sekte ini sebenarnya tidak bisa disebut sebagai terjemahan melainkan ‘Tafsiran’ (paraphrase) seperti yang mencolok mereka lakukan dengan mencangkokkan nama Jehovah/Yehuwa/Yahwe/Yahweh ke dalamnya Perjanjian Baru yang naskah aslinya tidak memuat nama itu kecuali di Kitab Wahyu terselip dalam ucapan pujian Haleluya (terpujilah Yah) seperti yang banyak terdapat dalam kitab Mazmur. Kita bisa melihat bahwa ajaran-ajaran teologi yang mereka ajarkan cenderung kemudian menyimpang menjadi binitarian (Yesus berbeda dengan YHW dan lebih rendah dalam ranking), sabelian (Yesus = YHWH) , maupun unitarian/arian (roh kudus hanya tenaga batin seperti JW/SSY).

Amin, Haleluya (Terpujilah Yah) dan Imanuel (El meyertai kita).

Sumber : yabina.org

0 komentar:

Posting Komentar