Syalom......

Persekutuan Eklesia ini didirikan atas dasar kerinduan dari umat-umat Allah yang rindu untuk menyatakan kasih kristus melalui sebuah persekutuan yang terus membangun iman, saling menguatkan dan saling mengingatkan untuk hidup sesuai dengan Firman Allah terlebih lagi untuk menyembah dalam Roh dan Kebenaran.

“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” (Yohanes 4 : 23 – 24)

Rabu, 29 Desember 2010

KESAKSIAN INDAH mantan muslim

Nama saya Indah. Saya seorang Sunda. Saya kenal kekristenan ketika di sekolah dasar. saya sering menghina tentang Kristen terutama soal makanan yang disebut haram dalam agama saya dulu (Islam), tetapi sekarang makanan itu halal untuk saya. Yang haram adalah perbuatan kita bila berbuat dosa. Keluarga saya hampir semua menyandang gelar haji, tetapi sejak kecil saya belajar tentang agama dan menekuninya.

Pada saat di bangku SMP kelas 3, saya berteman dengan seorang Kristen, namanya Juniana. Dia tidak mengenalkan Yesus, tetapi lewat kebaikan dan contoh hidup yang benar dia mengajarkan bahwa Yesus adalah benar-benar Tuhan. “berbeda” dengan teman yang lain. Lalu di rumah tanpa sengaja ketika kakak, adik dan ibu saya sedang duduk, saya mengucapkan, "Ma, saya mau masuk Kristen ya.” Lalu meraka berkata yang menyakitkan hati saya. Waktu berlalu sayapun duduk dibangku SMA. Saya bertemu teman yang namanya Ayana. Dia sangat baik. Dia sangat banyak membantu saya. Tahun ’93 pertama kali saya penasaran campur takut. Lalu teman saya meminjamkan Al-Kitab , lalu saya baca dirumah sambil sembunyi-sembunyi, tetapi saya tidak mengerti juga. Lalu kami berpisah dan hidup saya tidak berarah dan banyak masalah dalam keluarga yang membuat saya ingin mati saja. Sepanjang hidup saya orang tua selalu membawa saya ke dukun atau tempat-tempat kramat. Setiap masalah orang tua saya bawa ke pak haji, peramal, atau dukun, tetapi semua tidak berubah. Mereka hidup tidak pernah mereka puas. lalu setelah 1 tahun, saya di Bandung, saya pulang ke Bogor.

1 tahun saya terpuruk tidak menentu arah, dalam tidur saya bermimpi bertemu dengan seorang yang bersinar terang sekali dan Dia memegang tangan saya. Tuhan Yesus berkata, “Jangan takut, akan apapun saya akan selalu mendampingimu.” Lalu saya bertanya pada pembantu saya, “Siapa dalam mimpi itu?” Pembantu saya bilang itu penunggu kuburan sebelah sana. Lalu saya terus memilarkan mimpi itu.

Lalu saya memutuskan untuk kursus. Disana saya berteman dengan seorang Kristen yang saleh dan taat. Lalu dia bermain ke rumah hari minggu dan sorepun mau ke gereja. Saya terdiam. Dia begitu besar cinta dia pada Tuhannya itu. Sebenarnya ada apa. Lalu saya menawarkan diri untuk ikut ke gereja. Dalam gereja saya bingung. Lagi ngapain semua orang ini. Tiba ada sebuah lagu yang sangat menyentuh hati saya. Sayapun menangis dan menangis tidak berhenti. Saya merasakan kasih Tuhan yang sungguh luar biasa yang menyembuhkan luka luka saya.

Dulu ketika saya masih Muslim, setiap tahun saya selalu mengalami kecelakaan setiap satu minggu setelah saya ulang tahun dan mata saya selalu merah seperti segumpal darah. Tetapi semenjak saya mengenal satu nama Tuhan Yesus, semua kutuk, penyakit itu hilang. Lalu setelah pulang dari gereja orang tua saya bertanya dari mana? Saya selalu jawab dari rumah teman atau jalan-jalan.

Bulan berlalu kami memutuskan untuk menikah tapi sebelumnya kami bertunangan. Di malam pertunangan, orang tua saya tidak menyetujui. Mereka malah menghina, lalu kamipun bertunangan bertiga saja disaksikan oleh Tuhan Yesus. Lalu setelah beberapa bulan kami memutuskan akan menikah dan saya masuk agama Kristen dan dibaptis. Saya ungkapkan semua pada orang tua saya dan mereka mengusir saya. Ibu saya hampir membunuh saya dengan sebuah asbak besar yang di lemparkan ke kepala saya.

Lalu kami menikah tanpa di restui oleh orantua saya. Semua persiapan pernikahan saya dan calon suami saya yang mengatur. Dalam pesta pernikahan kami, orangtua saya mengancam akan mengacaukan dan melapor pada polisi, tetapi karena berkat Allah semua itu tidak terjadi karena Allah berdiri didepan melawan musuh-musuh. Hanya adik yang kecil, kakak, sepupu, dan 2 kakak dari ibu yang datang, kami menyewa orangtua-orangtuaan untuk duduk disebelah saya. Orangtua saya tidak datang karena mereka malu apa kata orang nanti. Pada saat pesta hati saya dikuatkan oleh Tuhan dan kami selalu berdoa agar Tuhan selalu ada dalam hati kami.

Sekerang saya tahu Yesus tidak membenci orang tapi Yesus mengajarkan mengasih musuh musuhnya. Rencana Tuhan begitu panjang dan bertujuan kearah surgawi. Kini saya lahir baru, saya benar-benar ingin dijalan Tuhan. Dulu kebohongan adalah hal yang biasa. Sekerang saya tidak mau berbuat dosa karena saya sudah di tebus dengan darah yang mahal. Darah Tuhan Yesus yang mati dikayu salib untuk menghapus dosa dosa semua umat manusia. Di dalam NYA saya merasakan kedamaian dan sejahtera(sukacita).

Dulu ketika saya masuk Kristen, orangtua, saudara, teman, masyarakat menjauhi saya. Mereka menyebut saya kafir. Hati saya menjerit. Saya ingin berteriak pada mereka bahwa ini hidup yang sesungguhnya mengenal Tuhan Yesus yang membawa saya ke jalan yang benar-benar mengajarkan kebenaran lahir dan batin. Orangtua saya bercerai dan meraka masing-masing menikah lagi. Hidup mereka tak berarah dan bertujuan. Orangtua saya begitu membanggakan kehajian mereka, tapi tidak bangga pada Tuhan-nya. Mereka selalu memikirkan hidup dan harta, tapi dalam Yesus semua itu adalah kesia-siaan dan Allah Yesus memelihara saya. Burung di udarapun Tuhan pelihara apalagi umatNYA. Dalam Tuhan Yesus yang sudah dipersatukan Tuhan tidak bisa dipisahkan oleh manusia. Saya bahagia membaca Firman Tuhan dalam AL-Kitab tapi orangtua saya kawin-cerai. Itu membuat saya sedih. Saya selalu berdoa orangtua, kakak, dan adik saya diselamatkan mengenal Tuhan Yesus jurusleamat setiap insan yang percaya. Dialah jalan keberaran.


0 komentar:

Posting Komentar