Syalom......

Persekutuan Eklesia ini didirikan atas dasar kerinduan dari umat-umat Allah yang rindu untuk menyatakan kasih kristus melalui sebuah persekutuan yang terus membangun iman, saling menguatkan dan saling mengingatkan untuk hidup sesuai dengan Firman Allah terlebih lagi untuk menyembah dalam Roh dan Kebenaran.

“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” (Yohanes 4 : 23 – 24)

Rabu, 06 Oktober 2010

Bersungut-sungut

Ayat bacaan: Filipi 2:14-15======================"Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,"

Apakah anda termasuk orang yang mudah kesal atau emosi di saat sedang stres akibat ditimbun pekerjaan? Rata-rata orang terutama pria yang begitu mudah marah ketika mereka sedang sibuk bekerja. Dahulu saya termasuk satu di antaranya. Begitu mudahnya saya terpancing emosi ketika konsentrasi saya terganggu. Semoga saat ini saya tidak lagi demikian, atau setidaknya sudah berkurang. Ketika kita sedang banyak kerjaan atau banyak masalah, seringkali emosi kita menjadi labil. Tersinggung sedikit saja kita bisa meledak. Jangankan ada yang menyinggung, mungkin ketika istri terlambat menyediakan makan malam atau anak yang sedikit rewel saja sudah menjadi masalah besar di saat-saat seperti itu. Dunia yang semakin sulit membuat kita harus bekerja ekstra keras, dan di saat demikian kita akan menjadi orang yang mudah marah. Ketika apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan maka kita pun akan mudah kecewa, mengeluh bahkan mengumpat karena emosi. Akibatnya? Umur manusia semakin singkat saja. Semakin banyak orang yang terkena stroke, darah tinggi atau serangan jantung dan berbagai penyakit lainnya yang akan timbul berawal dari emosi yang tidak terkendali. 

Bersungut-sungut, begitulah kata yang dipakai dalam alkitab untuk menggambarkan sifat manusia yang begitu mudahnya merasa kesal ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Sedikit saja susah kita sudah mengeluh dan mengomel tanpa henti. We tend to grumble, easy to complain. We are too easy to get frustated. Ini sudah menjadi sifat manusia di kala mengalami ketidakpuasan. Padahal sifat seperti ini tidaklah disukai Tuhan. Bukan hanya itu, tapi sifat ini juga bisa mendatangkan penyakit bagi kita. 

Mendengar kata bersungut-sungut kita akan segera ingat akan bangsa Israel yang terkenal dengan sifat ini. Padahal mereka berjalan dalam lindungan Tuhan secara langsung, mengalami sendiri bagaimana Tuhan menyertai mereka secara nyata. Namun tetap saja ketika situasi menjadi sulit, mereka pun dengan mudah mengeluh. Bersungut-sungut, bahkan mencari kambing hitam untuk pelampiasan. Dan Musa pun seringkali terkena getahnya. Salah satu contoh nyata mengenai sifat jelek bangsa Israel ini bisa kita lihat ketika mereka baru saja mengalami keajaiban Tuhan yang membelah Laut Teberau agar mereka bisa lepas dari kejaran Firaun dan bala tentaranya. Setelah melewati Laut Teberau, mereka pun masuk ke padang gurun dan selama tiga hari tidak mendapatkan air sama sekali. (Kejadian 15:22).Mereka pun kemudian sampai ke Mara dan memperoleh air, tetapi ternyata airnya begitu pahit sehingga tidak bisa diminum. (ay 23). Dan ayat berikutnya dengan jelas menggambarkan kekesalan mereka. "Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?" (ay 24). Dari penggalan kecil kisah bangsa Israel ini kita bisa melihat penyebab orang bersungut-sungut. Mereka bersungut-sungut karena tidak mendapatkan apa yang diharapkan, ketika mendapat masalah dalam hidup, ketika merasa mendapat perlakuan tidak baik juga ketika ditimpa beban berat. Inilah yang seringkali menjadi penyebab kita bersungut-sungut.

Sebuah contoh sebaliknya bisa kita lihat dari rasul bernama Paulus. Kurang apa penderitaan Paulus? Tadinya ia baik-baik saja ketika masih belum bertobat dan masih menjadi pembantai orang percaya. Tetapi setelah ia bertobat keadaannya bukan menjadi lebih baik melainkan justru menjadi jauh lebih berat. Ia mengalami segala penderitaan dan siksaan seperti apa yang ia jabarkan dalam 2 Korintus 11:23-27. Surat-surat Paulus dalam Alkitab ditulis ketika ia berada dalam penjara menanti hukuman mati. Dan semua ini ia alami bukan karena ia melakukan kesalahan, tapi karena mewartakan Injil Keselamatan. Tidak main-main beratnya.Namun lihatlah ia tidak bersungut-sungut sama sekali. Sebaliknya ia malah sibuk menulis surat yang terus memotivasi, mengajarkan dan mendorong para jemaat di luar untuk tetap tegar dan teguh dalam iman. Luar biasa. Ketika ia seharusnya punya alasan untuk bersungut-sungut, ternyata ia tidak melakukannya. Malah Paulus mengingatkan jemaat agar jangan besungut-sungut, seperti apa yang ia tulis untuk jemaat Filipi. "Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia." (Filipi 2:14-15). Janganlah bersungut-sungut agar kita tidak beraib, penuh noda dan tercela di mata Tuhan. Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "Do all things without grumbling and faultfinding and complaining  and questioning and doubting . Paulus bahkan mengingatkan kita secara langsung dengan mengambil contoh sifat jelek bangsa Israel secara langsung. "Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba." (1 Korintus 10:10-11). Dibinasakan oldh malaikat maut? Mengapa harus sedemikian parah? Tentu saja, karena bersungut-sungut menunjukkan kurangnya kepecayaan kita terhadap Firman Tuhan dan tidak menysukuri apa yang telah diberikan Tuhan. Dengan bersungut-sungut kita akan kehilangan kesempatan untuk menerima berkat, menerima kasih karunia dan menerima janji Tuhan. Ini adalah sesuatu yang sangat serius untuk dicermati, karena kecenderungan kita manusia akan bersungut-sungut ketika sedang berbeban berat atau sedang ditimbun tugas-tugas yang menumpuk. Itulah sebabnya Paulus merasa perlu untuk mengingatkan jemaat di Filipi agar jangan mudah patah semangat, jangan bersungut-sungut, berbantah-bantahan, tetapi hiduplah dengan penuh ungkapan syukur agar mereka bisa menjadi teladan yang lurus di tengah-tengah bangsa yang bengkok hati dan sesat. 

Sifat bersungut-sungut mampu merampas sukacita yang berasal dari Tuhan. Itu adalah sebuah sifat yang sama sekali tidak produktif dan hanya akan menambah masalah bagi diri kita saja. Oleh karena itu kita hendaknya bisa mencermati apa yang ditulis oleh Paulus mengenai kesabaran tanpa menjadi kehilangan kepecayaan dalam menanggung beban yang tengah kita alami hari ini. Hati yang tidak terkendali dipenuhi oleh sungut-sungut atau keluh kesah akan mampu merusak masa depan kita. Ingatlah bahwa menjadi orang percaya bukan berarti hidup akan 100% aman dan nyaman. Masalah akan terus datang biar bagaimanapun. Namun yang membedakan adalah kehadiran Tuhan bersama kita akan selalu membawa pengharapan. Sebagai orang percaya kita dituntut untuk terus meningkatkan iman kita agar jangan mudah mengeluh atau bersungut-sungut. Yesus mengatakan "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:34). Masa susah akan selalu hadir dalam hidup kita, tetapi jangan sampai kita kecewa dan menjadi seperti bangsa Israel di jaman Musa dalam bersikap. Tuhan sendiri tidak menyukai sifat gampang bersungut-sungut seperti itu, karena itu artinya sama dengan tidak bersyukur atas segala yang telah Tuhan berikan kepada kita. Sebuah tips penting diberikan Paulus dalam surat Roma: "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Roma 12:12). Inilah yang seharusnya kita lakukan ketika kita sedang berhadapan dengan timbunan tugas atau beban hidup. Jangan menjadi orang yang mudah bersungut-sungut dan gemar berbantah-bantah baik dalam hidup sehari-hari, usaha, pekerjaan maupun pelayanan. Belajarlah dari teladan akan ketegaran iman yang percaya penuh kepada Tuhan seperti sikap Paulus.

Hindari sifat bersungut-sungut yang tidak produktif, jadilah orang yang selalu dipenuhi ucapan syukur


Sumber klik disini atau ini