(Lukas 8 : 40 – 56)
Oleh : S. RUDY USMANY
Bila membaca judul diatas, yang mungkin timbul dalam benak pikiran kita adalah pertanyaan antara lain : Siapakah Yairus itu ? , kemudian mengapa kita perlu belajar darinya ?, dan apakah yang dapat kita pelajari darinya ?
Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah baik adanya, dan itu menunjukan pada rasa keingin-tahuan kita. Untuk dapat memahami lebih jauh mari kita simak uraian berikut ini ;
Siapakah Yairus itu ? Yairus adalah seorang yang mempunyai pergumulan hidup yang luar biasa, dimana masalah yang dihadapinya, adalah anak perempuan satu-satunya sedang sekarat (sakit keras) dan hampir mati.
Saudara dan saya atau siapa saja, selama masih tinggal didunia ini, tidak akan pernah luput dari pergumulan atau masalah.
Mengapa kita belajar dari Yairus ? karena Yairus adalah seorang pemenang yang dapat melewati pergumulannya secara luar biasa. Apakah kita sering menjadi pecundang ? yang juga mempunyai keinginan untuk jadi pemenang tetapi tidak tahu caranya.
Apakah yang dapat kita pelajari dari Yairus ?, jawabnya, adalah langkah atau tindakan yang dilakukan Yairus , yang menjadikannya sebagai pemenang.
Adapun langkah atau tindakan yang diambil oleh Yairus sebagai berikut ;
1. Datang Pada Alamat Yang Tepat.
Dalam menghadapi pergumulannya, Yairus mengambil suatu langkah awal yang sangat tepat, yaitu dengan datang pada Yesus (ay. 41).
Banyak diantara kita yang mengaku sebagai pengikut Kristus (Kristen), mengambil jalan yang keliru dalam usaha menghadapi atau menyelesaikan pergumulan hidup, baik masalah sakit-penyakit, masalah rumah tangga, jodoh, ekonomi atau masalah lainnya. Kita tidak datang pada Tuhan tetapi malah memilih jalan atau mencari pertolongan dari tempat yang tidak dapat diandalkan dan bahkan membawa kita pada kehancuran.
Tuhan yang seharusnya menjadi andalan dan sandaran kita satu-satunya malah berada pada urutan terbelakang, atau bahkan tidak masuk dalam daftar (karena kita melupakan Nya).Dan sangatlah disayangkan, kita baru datang pada Tuhan setelah seluruh daftar sumber pertolongan kita telah habis, tetapi masalah tidak terselesaikan juga, bahkan masalah tersebut sudah membesar seperti gunung, dan menjerat seperti gurita, atau membuat kita mengalami stress yang luar biasa atau dampaknya membuat kita sampai tidak sanggup bangun dari tempat tidur.
Satu hal yang harus kita ingat, bahwa Tuhan Yesus telah mempersilahkan, atau memanggil kita untuk datang pada Nya, seperti yang tertulis dalam Injil Matius 11 : 28, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”.Jadi apapun masalahmu atau pergumulanmu, marilah “datang pada alamat yang tepat”.
2. Merendahkan Diri Dihadapan Tuhan
Yairus tersungkur dikaki Yesus, dan memohon kepada Nya (ay. 41).
Jelas sekali dapat kita mengerti, bahwa kalimat diatas memberikan arti, bahwa Yairus merendahkan dirinya dihadapan Tuhan, atau dengan kata lain Yairus mau mengakui ketidak berdayaannya serta menyerahkan masalahnya kepada Tuhan, dan tentunya dengan harapan akan mendapat pertolongan dari Tuhan.
Kemudian bagaimanakah dengan kita ? apakah yang kita lakukan telah seperti apa yang telah dilakukan oleh Yairus ? Jawabnya, tidaklah selalu seperti itu. atau bahkan tidak sama sekali. Semua itu disebabkan kita merasa bahwa kita memiliki kekuatan serta kepandaian, harta yang melimpah, kenal dengan pejabat ini / pejabat itu , dan bahkan sampai dukun yang ampuh alias paranormal paten.
Saudara-saudara ku tidakkah kita sadari, bahwa kekuatan dan kepandaian kita sangatlah terbatas, harta dunia yang kita miliki dalam sekejap mata dapat habis (lenyap), dan orang-orang yang kita andalkan akan mengecewakan dan meninggalkan kita.
Pertanyaan selanjutnya, apakah kita mau menjadi orang-orang yang terkutuk ?, karena mengandalkan manusia dan kekuatan sendiri (Yer 17 : 5 & 6), atau tidakkah kita ingin menjadi orang diberkati ?, karena mau mengandalkan dan menaruh harapan pada Tuhan (Yer 17 : 7 & 8).
Ingatlah saudara-saudaraku ! Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup, dan tidak pernah mengecewakan ataupun meninggalkan kita, karena Ia adalah setia dan adil, maka tunggu apalagi ?, marilah kita mengandalkan Dia. Mulailah merendahkan diri dihadapan Nya, berserah penuh kepada Nya dengan berlutut dan berdoa , sebab ada tertulis : “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya” (Mat 21 : 22).
3. Bersabar.
Apabila membaca perjalanan Tuhan Yesus yang mengikuti Yairus untuk menolong anaknya, bisa kita bayangkan banyaknya waktu yang hilang dan lamanya Yairus harus menunggu, dimana Tuhan Yesus harus didesak-desak oleh orang banyak (ay. 42), dan ditambah lagi dengan Tuhan Yesus harus tertahan karena melayani wanita yang mengalami sakit pendarahan selama 12 th (ay 43 – 48).
Mengalami hal itu, adakah Yairus melakukan protes ?, misalnya dengan berkata : “ Hai Yesus, aku yang lebih dahulu datang meminta kepada Mu, tolonglah aku lebih dahulu”, atau mungkin “Hai Yesus, cepatlah sedikit, kalau tidak anak ku mati”. Tapi itu semua tidak dilakukannya, ia tidak protes, ia tidak bersungut-sungut, atau pun berteriak-teriak atau tidak menunjukkan kekesalannya, yang dilakukannya adalah tetap bersabar.
Dalam kehidupan sekarang ini, terlalu banyak orang yang ingin segala sesuatunya serba cepat (instant). Demikian halnya dengan Jawaban Doa atau Pertolongan Tuhan, mereka juga ingin supaya Tuhan cepat mengulurkan tangan Nya untuk menolong, dan bila mereka merasakan pertolongan Tuhan terlalu lama datangnya, mulailah ketidak kesabaran mereka muncul dan akhirnya mereka mulai berfikir, bahwa minta pada Tuhan terlalu lama, atau Tuhan tidak mau menolong, maka lebih baik mencari alternatif lain yang menyimpang (tentunya iblis bersorak-sorai dengan keadaan ini).
Satu hal yang perlu kita ketahui bersama, bahwa “ Tuhan tidak pernah mengulur-ulur waktu sebelum menolong orang-orang pilihan-Nya “(Luk 18 : 7 & 8), atau dengan meminjam kalimat yang disampaikan oleh seorang pengkotbah besar, bahwa “Tuhan tidak pernah terlambat untuk menolong, Ia juga tidak pernah terlalu cepat, karena Ia tahu waktu yang tepat untuk memberikannya”. Untuk itu saudara-saudaraku, mari kita menunggu dengan lebih sabar akan datangnya campur tangan Tuhan yang luar biasa terhadap pergumulan hidup kita .
4. Tenang dan Percaya.
Selanjutnya Yairus menghadapi keadaan yang jauh lebih berat lagi, dimana ia menerima kabar yang sesungguhnya dapat membuatnya kehilangan kendali diri, yaitu : “Anakmu sudah mati, jangan lagi menyusahkan Guru “(ay. 49).
Bila telah berada dalam kondisi seperti itu , masih adakah harapan yang tersisa bagi Yairus ?, dan selanjutnya apakah ia menjadi kehilangan kendali diri ?
Dalam keadaan seperti ini Tuhan langsung memberikan kekuatan kepada Yairus, dengan berkata , “ Yairus !!!…. , jangan takut, percaya saja , anakmu akan selamat “(ay. 50). Dari kalimat tersebut timbul pertanyaan yang sangat mengelisahkan, yaitu : “adakah dasar bagi Yairus untuk percaya” ?. Lalu apakah yang dilakukan oleh Yairus ?. Jawabnya “ walaupun tidak ada dasar untuk percaya, Yairus tidak goyah, ia tetap tenang dan percaya”.
Kemudian bagaimanakah dengan kita semua, apakah kita tidak dapat bertindak seperti Yairus, untuk “tetap tenang dan percaya” ?. Dimana pada masa sekarang ini, telah banyak kita melihat mujizat dan pertolongan Tuhan yang sangat luar biasa, dan bahkan tanpa disadari kita sendiri yang mengalami secara langsung.
Dikala kita sedang menanti jawaban atau uluran tangan Tuhan, sering muncul masalah/gangguan lain yang dapat membuat kita dalam kondisi lebih tertekan, bahkan hampir-hampir kita tidak dapat menanggungnya.
Saudara-saudaraku janganlah keadaan itu membuat kita tenggelam. Cobalah untuk mengingat akan kasih Tuhan dan campur tangan Nya terhadap kita dan keluarga kita, karena hal inilah yang dapat menguatkan kita untuk tetap tenang dan percaya, sebab ada tertulis, “…….. dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” (Yes 30 : 15).
5. Setia dalam PengharapanSetelah melalui perjalanan panjang dan waktu yang lama, serta ditambah dengan tekanan yang berat, akhirnya Yairus berhasil melalui pergumulannya dengan kemenangan yang gemilang, dimana ia mendapatkan anaknya hidup kembali setelah mendapat jamahan Tuhan (ay.54 &56).
Keberhasilan Yairus tidak lepas dari kesetiaannya pada pengharapan untuk mendapatkan pertolongan Tuhan. Dan bukanlah suatu hal yang tidak mungkin bila Yairus mengalami kegagalan untuk mendapatkan anaknya hidup kembali, dikarenakan oleh ulahnya sendiri dengan cara membatalkan campur tangan atau pertolongan Tuhan, mis : ia lari atau pergi meninggalkan Tuhan karena :
- merasa lambatnya pertolongan Tuhan.
- merasa tidak adanya harapan lagi, setelah ia mendengar khabar anaknya telah mati.
Keadaan yang Yairus alami, dapat juga terjadi pada kita, dan apakah kita akan membatalkan sediri akan apa yang telah kita minta pada Tuhan, dikarenakan ketidak setiaan kita dalam pengharapan, dimana pada saat itu berkat atau pertolongan Tuhan sudah tiba dimuka rumah kita (jika kita mengetahui itu, tentunya akan sangat menyesal). Untuk itu saudara-saudaraku, marilah kita setia dalam pengharapan, agar pada saatnya kita dapat merasakan kasih Tuhan yang luar biasa melalui pertolongan dan campur tangannya yang ajaib dan luar biasa, sehingga kita semua menjadi orang yang berjaya terhadap setiap pergumulan.
Saudara-saudaraku dari uraian diatas dapat kita simpulkan,bahwa untuk menjadi pemenang, kita dapat mencontoh dari apa yang dilakukan oleh Yairus, dan diatas segalanya yang perlu diingat, yaitu “Yesus adalah jawaban yang tepat bagi segala pergumulan kita.
Tuhan memberkati kita semua . Amin.
Maret, 2001
Penulis adalah Jemaat GBI-Tiberias.
Catatan : Tulisan ini sudah pernah diterbitkan di Majalah Tiberias tahun 2002
Oleh : S. RUDY USMANY
Bila membaca judul diatas, yang mungkin timbul dalam benak pikiran kita adalah pertanyaan antara lain : Siapakah Yairus itu ? , kemudian mengapa kita perlu belajar darinya ?, dan apakah yang dapat kita pelajari darinya ?
Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah baik adanya, dan itu menunjukan pada rasa keingin-tahuan kita. Untuk dapat memahami lebih jauh mari kita simak uraian berikut ini ;
Siapakah Yairus itu ? Yairus adalah seorang yang mempunyai pergumulan hidup yang luar biasa, dimana masalah yang dihadapinya, adalah anak perempuan satu-satunya sedang sekarat (sakit keras) dan hampir mati.
Saudara dan saya atau siapa saja, selama masih tinggal didunia ini, tidak akan pernah luput dari pergumulan atau masalah.
Mengapa kita belajar dari Yairus ? karena Yairus adalah seorang pemenang yang dapat melewati pergumulannya secara luar biasa. Apakah kita sering menjadi pecundang ? yang juga mempunyai keinginan untuk jadi pemenang tetapi tidak tahu caranya.
Apakah yang dapat kita pelajari dari Yairus ?, jawabnya, adalah langkah atau tindakan yang dilakukan Yairus , yang menjadikannya sebagai pemenang.
Adapun langkah atau tindakan yang diambil oleh Yairus sebagai berikut ;
1. Datang Pada Alamat Yang Tepat.
Dalam menghadapi pergumulannya, Yairus mengambil suatu langkah awal yang sangat tepat, yaitu dengan datang pada Yesus (ay. 41).
Banyak diantara kita yang mengaku sebagai pengikut Kristus (Kristen), mengambil jalan yang keliru dalam usaha menghadapi atau menyelesaikan pergumulan hidup, baik masalah sakit-penyakit, masalah rumah tangga, jodoh, ekonomi atau masalah lainnya. Kita tidak datang pada Tuhan tetapi malah memilih jalan atau mencari pertolongan dari tempat yang tidak dapat diandalkan dan bahkan membawa kita pada kehancuran.
Tuhan yang seharusnya menjadi andalan dan sandaran kita satu-satunya malah berada pada urutan terbelakang, atau bahkan tidak masuk dalam daftar (karena kita melupakan Nya).Dan sangatlah disayangkan, kita baru datang pada Tuhan setelah seluruh daftar sumber pertolongan kita telah habis, tetapi masalah tidak terselesaikan juga, bahkan masalah tersebut sudah membesar seperti gunung, dan menjerat seperti gurita, atau membuat kita mengalami stress yang luar biasa atau dampaknya membuat kita sampai tidak sanggup bangun dari tempat tidur.
Satu hal yang harus kita ingat, bahwa Tuhan Yesus telah mempersilahkan, atau memanggil kita untuk datang pada Nya, seperti yang tertulis dalam Injil Matius 11 : 28, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”.Jadi apapun masalahmu atau pergumulanmu, marilah “datang pada alamat yang tepat”.
2. Merendahkan Diri Dihadapan Tuhan
Yairus tersungkur dikaki Yesus, dan memohon kepada Nya (ay. 41).
Jelas sekali dapat kita mengerti, bahwa kalimat diatas memberikan arti, bahwa Yairus merendahkan dirinya dihadapan Tuhan, atau dengan kata lain Yairus mau mengakui ketidak berdayaannya serta menyerahkan masalahnya kepada Tuhan, dan tentunya dengan harapan akan mendapat pertolongan dari Tuhan.
Kemudian bagaimanakah dengan kita ? apakah yang kita lakukan telah seperti apa yang telah dilakukan oleh Yairus ? Jawabnya, tidaklah selalu seperti itu. atau bahkan tidak sama sekali. Semua itu disebabkan kita merasa bahwa kita memiliki kekuatan serta kepandaian, harta yang melimpah, kenal dengan pejabat ini / pejabat itu , dan bahkan sampai dukun yang ampuh alias paranormal paten.
Saudara-saudara ku tidakkah kita sadari, bahwa kekuatan dan kepandaian kita sangatlah terbatas, harta dunia yang kita miliki dalam sekejap mata dapat habis (lenyap), dan orang-orang yang kita andalkan akan mengecewakan dan meninggalkan kita.
Pertanyaan selanjutnya, apakah kita mau menjadi orang-orang yang terkutuk ?, karena mengandalkan manusia dan kekuatan sendiri (Yer 17 : 5 & 6), atau tidakkah kita ingin menjadi orang diberkati ?, karena mau mengandalkan dan menaruh harapan pada Tuhan (Yer 17 : 7 & 8).
Ingatlah saudara-saudaraku ! Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup, dan tidak pernah mengecewakan ataupun meninggalkan kita, karena Ia adalah setia dan adil, maka tunggu apalagi ?, marilah kita mengandalkan Dia. Mulailah merendahkan diri dihadapan Nya, berserah penuh kepada Nya dengan berlutut dan berdoa , sebab ada tertulis : “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya” (Mat 21 : 22).
3. Bersabar.
Apabila membaca perjalanan Tuhan Yesus yang mengikuti Yairus untuk menolong anaknya, bisa kita bayangkan banyaknya waktu yang hilang dan lamanya Yairus harus menunggu, dimana Tuhan Yesus harus didesak-desak oleh orang banyak (ay. 42), dan ditambah lagi dengan Tuhan Yesus harus tertahan karena melayani wanita yang mengalami sakit pendarahan selama 12 th (ay 43 – 48).
Mengalami hal itu, adakah Yairus melakukan protes ?, misalnya dengan berkata : “ Hai Yesus, aku yang lebih dahulu datang meminta kepada Mu, tolonglah aku lebih dahulu”, atau mungkin “Hai Yesus, cepatlah sedikit, kalau tidak anak ku mati”. Tapi itu semua tidak dilakukannya, ia tidak protes, ia tidak bersungut-sungut, atau pun berteriak-teriak atau tidak menunjukkan kekesalannya, yang dilakukannya adalah tetap bersabar.
Dalam kehidupan sekarang ini, terlalu banyak orang yang ingin segala sesuatunya serba cepat (instant). Demikian halnya dengan Jawaban Doa atau Pertolongan Tuhan, mereka juga ingin supaya Tuhan cepat mengulurkan tangan Nya untuk menolong, dan bila mereka merasakan pertolongan Tuhan terlalu lama datangnya, mulailah ketidak kesabaran mereka muncul dan akhirnya mereka mulai berfikir, bahwa minta pada Tuhan terlalu lama, atau Tuhan tidak mau menolong, maka lebih baik mencari alternatif lain yang menyimpang (tentunya iblis bersorak-sorai dengan keadaan ini).
Satu hal yang perlu kita ketahui bersama, bahwa “ Tuhan tidak pernah mengulur-ulur waktu sebelum menolong orang-orang pilihan-Nya “(Luk 18 : 7 & 8), atau dengan meminjam kalimat yang disampaikan oleh seorang pengkotbah besar, bahwa “Tuhan tidak pernah terlambat untuk menolong, Ia juga tidak pernah terlalu cepat, karena Ia tahu waktu yang tepat untuk memberikannya”. Untuk itu saudara-saudaraku, mari kita menunggu dengan lebih sabar akan datangnya campur tangan Tuhan yang luar biasa terhadap pergumulan hidup kita .
4. Tenang dan Percaya.
Selanjutnya Yairus menghadapi keadaan yang jauh lebih berat lagi, dimana ia menerima kabar yang sesungguhnya dapat membuatnya kehilangan kendali diri, yaitu : “Anakmu sudah mati, jangan lagi menyusahkan Guru “(ay. 49).
Bila telah berada dalam kondisi seperti itu , masih adakah harapan yang tersisa bagi Yairus ?, dan selanjutnya apakah ia menjadi kehilangan kendali diri ?
Dalam keadaan seperti ini Tuhan langsung memberikan kekuatan kepada Yairus, dengan berkata , “ Yairus !!!…. , jangan takut, percaya saja , anakmu akan selamat “(ay. 50). Dari kalimat tersebut timbul pertanyaan yang sangat mengelisahkan, yaitu : “adakah dasar bagi Yairus untuk percaya” ?. Lalu apakah yang dilakukan oleh Yairus ?. Jawabnya “ walaupun tidak ada dasar untuk percaya, Yairus tidak goyah, ia tetap tenang dan percaya”.
Kemudian bagaimanakah dengan kita semua, apakah kita tidak dapat bertindak seperti Yairus, untuk “tetap tenang dan percaya” ?. Dimana pada masa sekarang ini, telah banyak kita melihat mujizat dan pertolongan Tuhan yang sangat luar biasa, dan bahkan tanpa disadari kita sendiri yang mengalami secara langsung.
Dikala kita sedang menanti jawaban atau uluran tangan Tuhan, sering muncul masalah/gangguan lain yang dapat membuat kita dalam kondisi lebih tertekan, bahkan hampir-hampir kita tidak dapat menanggungnya.
Saudara-saudaraku janganlah keadaan itu membuat kita tenggelam. Cobalah untuk mengingat akan kasih Tuhan dan campur tangan Nya terhadap kita dan keluarga kita, karena hal inilah yang dapat menguatkan kita untuk tetap tenang dan percaya, sebab ada tertulis, “…….. dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” (Yes 30 : 15).
5. Setia dalam PengharapanSetelah melalui perjalanan panjang dan waktu yang lama, serta ditambah dengan tekanan yang berat, akhirnya Yairus berhasil melalui pergumulannya dengan kemenangan yang gemilang, dimana ia mendapatkan anaknya hidup kembali setelah mendapat jamahan Tuhan (ay.54 &56).
Keberhasilan Yairus tidak lepas dari kesetiaannya pada pengharapan untuk mendapatkan pertolongan Tuhan. Dan bukanlah suatu hal yang tidak mungkin bila Yairus mengalami kegagalan untuk mendapatkan anaknya hidup kembali, dikarenakan oleh ulahnya sendiri dengan cara membatalkan campur tangan atau pertolongan Tuhan, mis : ia lari atau pergi meninggalkan Tuhan karena :
- merasa lambatnya pertolongan Tuhan.
- merasa tidak adanya harapan lagi, setelah ia mendengar khabar anaknya telah mati.
Keadaan yang Yairus alami, dapat juga terjadi pada kita, dan apakah kita akan membatalkan sediri akan apa yang telah kita minta pada Tuhan, dikarenakan ketidak setiaan kita dalam pengharapan, dimana pada saat itu berkat atau pertolongan Tuhan sudah tiba dimuka rumah kita (jika kita mengetahui itu, tentunya akan sangat menyesal). Untuk itu saudara-saudaraku, marilah kita setia dalam pengharapan, agar pada saatnya kita dapat merasakan kasih Tuhan yang luar biasa melalui pertolongan dan campur tangannya yang ajaib dan luar biasa, sehingga kita semua menjadi orang yang berjaya terhadap setiap pergumulan.
Saudara-saudaraku dari uraian diatas dapat kita simpulkan,bahwa untuk menjadi pemenang, kita dapat mencontoh dari apa yang dilakukan oleh Yairus, dan diatas segalanya yang perlu diingat, yaitu “Yesus adalah jawaban yang tepat bagi segala pergumulan kita.
Tuhan memberkati kita semua . Amin.
Maret, 2001
Penulis adalah Jemaat GBI-Tiberias.
Catatan : Tulisan ini sudah pernah diterbitkan di Majalah Tiberias tahun 2002
0 komentar:
Posting Komentar