Injil Maria Magdalena
Dari kenyataan bahwa naskah Yunaninya lebih tua dari naskah Koptik, demikian juga dengan yang terjadi pada naskah-kaskah Gnostik lainnya seperti Injil Thomas, dapat disimpulkan bahwa khazanah Gnostik semula ditulis dalam bahasa Yunani (abad-2/3), kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Koptik (abad-3/4). Menurut perkiraan, naskah Injil Maria Magdalena ditulis sekitar tahun 120-180.
Menurut Karen King teologi yang diberitakan Injil Maria Magdalena adalah:
Injil Maria Magdalena meninggikan Maria Magdalena diatas para murid lainnya yang kesemuanya laki-laki, bahkan dalam Injil ini ditimbulkan kesan bahwa Maria Magdalena adalah murid yang paling disayangi oleh Yesus dan mendapat banyak pesan rahasia yang tidak diberikan kepada para murid lainnya. Lebih dari itu disimpulkan bahwa Maria Magdalena adalah rasul kepada rasul, atau rasul yang utama, karena ialah yang pertama melihat kebangkitan Yesus dan kemudian ialah yang memberitahukannya kepada para rasul lainnya.
Dalam Injil Kanonik, disebutkan mengenai Maria Magdalena sebagai berikut:
Ayat berikut dikutip oleh Dan Brown dalam buku novelnya The Da Vinci Code:
Irihati rasul Petrus terhadap Maria Magdalena nyata diperlihatkan dalam Injil ini, bahkan di ayat berikut Petrus disebutkan bertanya kepada Maria tentang apa yang belum ia ketahui:
Dikalangan penganut gnostik ada fraksi Maria Magdalena, Petrus, Thomas dan lainnya yang saling bersaing. Itulah sebabnya sering kita lihat dalam injil-injil Gnostik penonjolan pada pribadi rasul tertentu. Dan bila dalam ayat diatas ditonjolkan Maria Magdalena lebih superior dari rasul Petrus, bahkan sampai Petrus bertanya kepada Maria Magdalena, dalam Injil Thomas kita dapat menjumpai keadaan sebaliknya. Disini Thomas menulis bahwa Petrus menganggap perempuan lebih rendah dari laki-laki, dan ini didukung oleh Yesus dalam injil itu:
Jadi, kalau kita membaca naskah Gnostik, kita harus melihat adanya latar belakang penonjolan tokohnya, adanya fraksi-fraksi yang bersaing, dan perlu dibandingkan antara satu naskah gnostik dengan naskah gnostik lainnya.
Menurut Karen King, dalam naskah Yunani Injil Maria Magdalena, kepemimpinan wanita belum dipermasalahkan melainkan ajarannya, sedangkan dalam naskah Koptik sudah ada variasi yang memberikan pembelaan akan kepemimpinan wanita dikarenakan masa itu di gereja resmi kepemimpinan wanita memang tidak diberi tempat. Dalam pendahuluannya dalam buku The Nag Hamadi Library, Karen L. King menyebut:
Melihat konteks gereja masa itu, kelihatannya kalangan gnostik yang tidak setuju dengan gereja (demikian juga gereja menolak gnostik) berusaha untuk menulis Injil-Injil lain yang kelihatannya berusaha melawan pengajaran gereja resmi.Injil Maria Magdalena jelas termasuk Injil Gnostik, bahkan ada ayat yang sejalan dengan ajaran mistik Taoisme. Maria Magdalena menyebutkan bahwa Yesus berkata:
Ayat ini sangat mirip pengajaran Taoisme:
Bagian lain dari Injil Maria Magdalena menggambarkan perjalanan jiwa setelah kematian dan tantangan-tantangan yang dialaminya. Bagian ini juga mirip cerita dalam buku kalangan Budhhisme, yaitu: Buku Tibet Tentang Mereka Yang Mati. Jadi jelas, injil Maria Magdalena adalah injil gnostik.
Isu Skandal Maria Magdalena
Karena buku dan film dengan tema yang melecehkan Yesus laku keras (bestseller), maka banyak bermunculan buku-buku sejenis, yang menjadikan Maria Magdalena sebagai pacar dan istri Yesus.
Pada tahun 1983 terbit buku The Holy Blood Holy Grail (Michael Baigent, Richard Leigh, Henry Lincoln, Dell Book, 1983). Di dalam buku itu diungkapkan teori bahwa The Holy Grail bukanlah cawan perjamuan yang merupakan bagian dari legenda Raja Arthur di Inggris, melainkan merupakan simbolisasi dari rahim perempuan yang menerima benih Yesus. Dalam buku itu disebutkan,
Kisah penyelundupan Maria Magdalena ke Gaul (Perancis) di kemudian hari dikaitkan dengan keberadaan organisasi Knights Templar (Baigent, hlm. 64–95. Pada Bab 3 diceritakan tentang sejarah Knights Templar). Dikisahkan bahwa Knights Templar didirikan pada tahun 1118 dengan misi melindungi para peziarah yang datang ke Yerusalem dari kemungkinan gangguan orang-orang Arab. Organisasi Knights Templar kemudian semakin terkenal dan kaya karena menjalankan aktivitas perbankan selain berperan sebagai penjaga peziarah. Namun, karena lama-kelamaan kekuasaannya menjadi terlalu besar dan kaya, organisasi itu dituduh menjalankan sihir sehingga dibubarkan pada abad XIV oleh paus dan raja. Banyak pengikutnya dianiaya dan dihukum dan harta mereka dirampas.
Legenda yang kemudian berkembang adalah bahwa Knights Templar juga mengemban misi rahasia untuk menyelamatkan Holy Blood yang dianggap sebagai keturunan darah suci. Seusai keberadaan Knights Templar, misi penyelamatan suci itu dipercayai diteruskan oleh legenda baru berupa organisasi Prieure de Sion (Priory of Sion/Biarawan Sion).
Dalam buku lanjutannya yang berjudul The Messianic Legacy, Baigent dkk. kemudian menghadirkan organisasi di lingkungan gereja Katolik Roma, Opus Dei, sebagai antitema Preure de Sion. Bila Prieure de Sion menjaga kelangsungan keturunan darah suci, Opus Dei justru diisukan berusaha untuk membungkam Holy Blood. (The Messianic Legacy, Corgi Books, 1987 –pertama diterbitkan oleh Jonathan Cape pada tahun 1986). Mengenai Opus Dei, baca hlm. 230, 426, 438, 448).
Dalam bukunya itu Baigent kemudian mengaitkan peran Maria Magdalena sebagai penerus darah suci dengan tulisan dalam injil gnostik (injil Filipus dan Maria Magdalena) bahwa Maria Magdalena adalah istri Yesus dan rasul kepada rasul, yang kemudian memunyai keturunan dinasti Merovingian (salah satu keturunannya, Plantard de St. Clair, tinggal di Perancis Selatan).
Injil Filipus yang dikutip Baigent itu berbunyi:
Kutipan Baigent itu bernada tendensius karena sebenarnya beberapa bagian naskah itu, yang dikurung [ ... ], hilang/rusak. Yang hilang itulah yang ditambahi olehnya tanpa penjelasan. Naskah asli yang dikutip itu sebenarnya berbunyi,
Jadi, kalau dilihat dari naskah aslinya, kutipan Baigent dalam bukunya itu merupakan tafsiran yang direkayasa dan merupakan penambahan yang spekulatif, dan dalam bukunya, tanda kurung itu dihilangkan sehingga terkesan seluruh kalimat adalah asli.
Buku Holy Blood Holy Grail yang kemudian disusul dengan sambungannya, The Messianic Legacy, pada waktu itu laris manis. Bahkan, di sampul buku itu diberi komentar “The Shocking International Bestseller”. Namun, banyak buku yang kemudian ditulis orang yang melemahkan tesis Baigent dkk. karena ia telah merekayasa kutipan injil Filipus dan ditafsirkan secara harfiah di luar konteks pengertian ciuman dalam latar belakang gnostiknya.
Adapun cerita Holy Blood Holy Grail tentang Pierre Plantard de St. Clair sebagai keturunan Yesus dan keberadaan Prieure de Sion yang kontroversial, semua itu telah dibuktikan kebohongannya oleh banyak pihak. Bahkan, Plantard kemudian diajukan ke pengadilan pada tahun 1989.
“Bukti-bukti yang mendukung keberadaan Priory of Sion hingga kini masih diragukan keasliannya oleh para ahli sejarah dan ilmuwan. ... Para peneliti dan pengarang lainnya bahkan menyatakan bahwa teori Priory of Sion itu adalah kebohongan besar, dan menjatuhkan nama Plantard. ... Plantard kemudian mengakui bahwa semua cerita tentang Priory of Sion adalah kebohongan.” ( Cinemags, 82, Mei 2006, hlm.44–45 di bawah judul “Priory of Sion”).
“Dan pendamping [ ... ] Maria Magdalena. [ ... ] para murid, [ ... ] menciumnya [ ... ] di [ ... ]. Para murid lainnya [ ... ]. Mereka berkata kepada-Nya, ‘Mengapa engkau mencintainya lebih dari kami semua?’ Juruselamat menjawab dan berkata kepadanya, ‘Mengapa Aku tidak mencintai kamu seperti Aku mencintai dia?’” (James M. Robinson “Injil Filipus” dalam The Nag Hammady Library, Harper: San Francisco, 2005, hlm. 148).
“Dan pendamping [Juruselamat adalah] Maria Magdalena. [Namun, Kristus mencintainya lebih dari] para murid], [dan biasa] menciumnya [sering] di [mulutnya]. Para murid lainnya [merasa terpojok dan tidak setuju]. Mereka berkata kepada-Nya, ‘Mengapa engkau mencintainya lebih dari kami semua?’ Juruselamat menjawab dan berkata kepadanya, “Mengapa Aku tidak mencintai kamu seperti Aku mencintai dia?” (Baigent, hlm. 382).
“Menurut legenda abad pertengahan tertentu, Magdalena membawa ‘Darah Suci’ (Holy Blood) atau ‘Darah Raja’ (Royal Blood) ke Perancis ... Mungkin, Magdalena –wanita yang sukar dipahami dalam Injil– sebenarnya adalah istri Yesus. Mungkin hubungan itu menghasilkan keturunan. Setelah penyaliban, mungkin Magdalena, dengan sedikitnya satu anak, diselundupkan ke Gaul –tempat komunitas Yahudi yang sudah lama tinggal di situ memberinya perlindungan” (Baigent et.al., hlm. 313).
“Segala sesuatu memperoleh kehidupannya dari Tao. Segala sesuatu akan kembali kepadanya, dan memuat semuanya” (Lao Tzu, Tao The Ching, 34).
“Semua alam, segala sesuatu yang dibentuk, semua mahluk ada didalam dan dengan satu sama lain dan akan berubah kembali ke pada asalnya, karena alam materi akan berubah sendiri kepada asalnya yang alami.”
“Konfrontasi antara Maria dan Petrus, skenario yang juga dijumpai dalam Injil Thomas, Pistis Sophia, dan Injil Orang Mesir, mencerminkan adanya ketegangan yang terjadi dalam kekristenan abad-2. Petrus dan Andreas mewakili posisi orthodox yang menolak keabsahan wahyu isoterik dan menolak kewenangan perempuan dalam mengajar. Injil Maria menyerang pendapat itu melalui penggambaran peran Maria Magdalena. Ia adalah yang dikasihi Juru Selamat yang memilki pengetahuan dan pengajaran yang melebihi tradisi apostolik. Kelebihannya didasarkan penglihatan dan wahyu pribadi dan dibuktikan dengan kemampuannya menguatkan para rasul yang goyah dan membalikkan mereka kearah Yang Baik itu.” (The Nag Hamadi Library in English, hlm.524. Bandingkan dengan Karen L. King, The Gospel of Mary of Magdala, Polebridge, 2003, hlm.85-86).
“Simon Petrus berkata kepada mereka, “Biarkan Maria meninggalkan kita, karena perempuan tidak layak memperoleh hidup.” Yesus berkata: “Lihatlah, aku akan membimbingnya menjadi laki-laki, agar ia pun dapat menjadi roh yang hidup menyamai kamu yang laki-laki. Karena setiap perempuan yang menjadikan dirinya sendiri laki-laki akan masuk kerajaan Surga” (Logion 114).”
“Petrus berkata kepada Maria, “Saudari, kami tahu bahwa Juru Selamat mencintaimu lebih dari perempuan lain. Ceritakan kepada kami perkataan Juru Selamat yang kau ingat, hal-hal yang engkau tahu dan kami tidak karena kami belum mendengarnya”.
“Petrus berkata, “Benarkah Juru Selamat berbicara dengan perempuan tanpa setahu kita? Apakah kita harus bertanya kepadanya? Apakah Ia lebih memilihnya daripada kita?” ... Dan Lewi menjawab, “Petrus, engkau selalu panas hati. Sekarang saya melihat persainganmu dengan perempuan itu bagaikan musuh. Bila Juru Selamat membuatnya penting, siapa engkau sehingga engkau menolaknya? Tentu saja Juru Selamat sangat mengenalnya. Itulah sebabnya ia mencintainya lebih dari kita.”
“Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus.” (Yohanes 20:1-2).
“... Injil Maria menyampaikan penglihatan bahwa dunia sedang berlalu, tidak menuju ciptaan baru atau orde dunia baru, tetapi menuju pembubaran khayalan kekacauan mengenai penderitaan, kematian, dan dominasi yang tidak sah. Juruselamat telah datang agar setiap jiwa dapat menemukan spiritualitas alamiahnya sendiri yang benar, yang berakar dalam Yang Baik, dan kembali ketempat peristirahatan yang kekal yang melebihi batasan waktu, materi, dan moralitas palsu” ( Penulis Buku The Gospel of Mary of Magdala, [Polebridge, 2003], menulis dalam buku The Complete Gospels kesimpulan ini).
Sumber : Yabina Ministry
Artikel terkait : MARIA MAGDALENA ISTRI YESUS ? (1)